1. Bahasa yang seperti apakah bahasa gaul itu?
Bahasa gaul adalah “Bahasa gaul” adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, sehingga “bahasa gaul” tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam “bahasa gaul” remaja merupakan terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal mulanya.. Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.
Dalam perkembangannya bahasa gaul telah merambah hampir keseluruh penjuru tanah air dan pada umumnya dapat dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan dan kota- kota besar lainnya di Indonesia. Dalam kehidupan nyata maupun maya bahasa gaul sering menjadi bahasa yang sering digunakan ketimbang bahasa Indonesia yang notabene adalah bahasa nasional bangsa ini. Kebanyakan yang menggunakan bahasa gaul adalah kalangan remaja hingga kalangan dewasa. Dalam penggunaannya bahasa gaul menitik beratkan kepada sebuah pergaulan dalam suatu komunitas atau kelompok yang mengusung kebebasan dalam hal berekspresi dimana mereka mengungkapkannya dengan sebuah kata yang tidak lazim jika ditilik dari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Namun bukan berarti setiap kata yang diucapkan tidak memiliki makna, sebagai contoh :
1. Mempersingkat kata dan menambahkan imbuhan –in pada akhir kata.
Contoh : semakin menjadi makin
memikirkan menjadi mikirin
2. Menambahkan imbuhan –in pada kata pasif transitif.
Contoh : diajari menjadi diajarin
dipukuli menjadi dipukulin
3. Menghilangkan sebagian huruf pada kata untuk mempersingkat.
Contoh : habis menjadi abis
sudah menjadi udah
4. Mengganti huruf vokal “a” dengan huruf vokal “e”.
Contoh : malas menjadi males benar menjadi bener pintar menjadi pinter segar menjadi seger
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa setiap penggunaan kata dalam bahasa gaul merupakan bentukan dari setiap kata yang terdapat di bahasa Indonesia yang melalui proses mengubah, mengkombinasikan, menambahkan dan menghilangkan huruf. Dimana hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan, namun bukan berarti menghilangkan makna dari kata itu sendiri.
2. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap keberadaan Bahasa Indonesia?
Bahasa gaul sebagaimana yang kita ketahui amatlah kuat pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat Indonesia pada umumnya dalam hal bertutur kata. Bahasa gaul dapat timbul dimana saja, Bahasa yang digunakan oleh anak muda pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku dan cenderung tidak lazim. Bahasa gaul kita dapati dimana saja, karena bahasa gaul dapat timbul di iklan televisi, lirik lagu remaja, novel remaja dan banyak lagi. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah keberadaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari, ini karena pengaruh perkembangan teknologi yang terus berkembang dan karena bahasa gaul dipakai anak muda kebanyakan, maka cepat atau lambat bahasa Indonesia akan tergeser keberadaannya.
3. Apa dampak penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan bersosial? Jelas sekali dalam hal ini bahwa penggunaan bahasa yang tidak baik akan membawa dampak buruk terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki fungsi sebagai pemersatu dari keberagaman budaya bangsa ini. Untuk membedakan gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang buruk, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa memaparkan tiga unsur dalam gaya bahasa yang baik. Ketiga unsur tersebut adalah: kejujuran, sopan-santun, dan menarik
1. Kejujuran : gaya bahasa mengikuti aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa,
2. Sopan-santun : gaya bahasa memberikan penghargaan atau menghormati orang lain yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat ini diwujudkan melalui gaya bahasa yang menggunakan ungkapan-ungkapan jelas dan singkat,
3. Menarik : Penggunaan gaya bahasa yang variatif akan menghindari monotomi dalam nada, struktur, dan diksi. Selain itu, gaya bahasa yang menarik juga memiliki kosakata yang luas serta mengandung tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan hiburan yang menggunakan bahasa gaul baik di media massa maupun elektronik, dimana hal ini membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Inilah yang menjadi awal lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan berganti dengan bahasa gaul.